Detikdeadline.com, JAKARTA I Di era digital yang dipenuhi arus informasi tanpa henti, muncul kekhawatiran bahwa jurnalisme semakin berorientasi pada kuantitas dari pada kualitas.
Namun, bagi para wartawan sejati, berita bukan sekadar jumlah tulisan yang diterbitkan, melainkan tentang kedalaman riset, akurasi data, serta dampak bagi masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak media berlomba – lomba untuk memproduksi berita sebanyak mungkin guna mengejar klik dan eksposur.
Sayangnya, tren ini sering kali mengorbankan kualitas jurnalistik, dengan munculnya berita yang kurang terverifikasi, dangkal, atau bahkan hanya mengejar sensasi.
Menurut Agus Kliwir pangilan akrab selaku Dirut PT. MNS Grub Pers dan PT. Sulthan Media Group Cyber (SMGC), ia berkata bahwa kualitas berita yang baik harus memenuhi unsur 5W+1H yang lengkap serta berbasis fakta yang akurat.
“Seorang jurnalis yang hebat bukan diukur dari seberapa banyak berita yang ditulisnya, tetapi dari dampak dan kredibilitas yang dibangun melalui tulisannya,” ujar Agus kliwir saar berbincang – bincang dengan media, Senin (17/2/25).
Salah satu contoh jurnalisme berkualitas adalah investigasi mendalam yang membutuhkan waktu lama dalam pengumpulan data dan verifikasi sumber.
Liputan seperti ini sering kali mengungkap fakta yang tidak terlihat di permukaan dan memberikan kontribusi nyata bagi perubahan sosial.
Maka di tengah tantangan industri media saat ini, wartawan dituntut untuk kembali kepada prinsip dasar jurnalistik
Mencari kebenaran dan menyampaikan dengan bertanggung jawab. Bukan sekadar menulis demi jumlah, tetapi menciptakan karya yang bernilai serta berpengaruh.(red)