PATI, Detikdeadline.com I Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menghantui peternak sapi perah di Kabupaten Pati.
Kondisi ini berdampak signifikan pada keberlangsungan usaha peternakan. Kelompok Ternak Sido Dadi, Dukuh Jagan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, melaporkan penurunan populasi sapi perah dari 200 ekor menjadi hanya 70 ekor akibat wabah PMK.
Ketua Kelompok Ternak Sido Dadi, Darso, mengungkapkan keprihatinannya atas merebaknya kembali kasus PMK dalam sebulan terakhir.
Ia menuturkan bahwa PMK yang merebak sejak tahun 2022 telah menyebabkan banyak sapi sakit, bahkan terpaksa dijual dengan harga sangat rendah.
“Dulu, saat sapi terkena PMK, harga jualnya hanya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Padahal, harga normal bisa mencapai Rp 30 juta per ekor.
Populasi sapi perah kami pun kini hanya tersisa 70 ekor,” ujar Darso saat ditemui media di lokasi, Rabu (8/1/2025).
Sebagai upaya penanggulangan, Dinas Pertanian Kabupaten Pati melalui Bidang Peternakan turun langsung untuk memberikan vaksinasi kepada sapi – sapi perah di kelompok tersebut. Langkah ini disambut baik oleh para peternak.
“Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Peternakan karena sapi perah kami diutamakan untuk menerima vaksin. Semoga sapi – sapi ini terhindar dari PMK,” tambah Darso.
Selain vaksinasi, Darso menjelaskan bahwa dari 70 ekor sapi yang tersisa, hanya 6 ekor yang aktif memproduksi susu.
Produksi susu harian kelompok tersebut mencapai 60 liter, yang kemudian dijual ke berbagai daerah seperti Tayu, Rembang dan wilayah Pati dengan harga Rp 15 ribu per liter.
Kadib Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Andi Hirawadi menyebut bahwa sapi perah memang lebih rentan terhadap PMK dibandingkan sapi potong karena masa pemeliharaannya yang lebih lama.
“Sapi perah bisa dipelihara hingga 2 – 3 tahun. Karena sapi – sapi ini diperah setiap hari, mereka lebih rentan terhadap PMK. Oleh karena itu, kami memprioritaskan vaksinasi untuk sapi perah di wilayah ini,” jelas Andi.
Ia berharap upaya ini dapat melindungi sapi – sapi perah di Sukoharjo dan mengurangi dampak ekonomi yang dirasakan peternak akibat wabah PMK.
“Kami telah memberikan vaksin kepada 70 ekor sapi perah di sini. Dengan rata – rata produksi susu per ekor mencapai 13 liter.
Sapi – sapi ini sangat penting untuk mendukung ekonomi lokal,” ujar Andi saat berbincang – bincang di lokasi.
Wabah PMK menjadi ancaman serius bagi para peternak di Pati. Upaya pencegahan seperti vaksinasi massal diharapkan dapat mengurangi penyebaran penyakit serta memulihkan sektor peternakan sapi perah yang sempat terpuruk. (Eko/red)